Seorang pemandu pendek dengan mata berwarna teh hitam*, yang hampir mendekati warna merah, memimpin jalan untuk menaiki tangga spiral. Shinohara tahu bahwa tangga itu sendiri adalah relik. Karena jika bukan, lalu apa lagi itu jadinya? Tangga ini, yang tampaknya terbuat dari sesuatu selain besi atau batu, berputar-putar, naik dan turun, di ruang terbuka yang tidak terang maupun gelap. Dengan tidak ada yang menyerupai dinding. Hanya tangga spiral.
(Black Tea, cek aja nih warnanya:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjk3YiZz8n0AhUjUGwGHbXjCPcQFnoECAYQAQ&url=https%3A%2F%2Fen.wikipedia.org%2Fwiki%2FBlack_tea&usg=AOvVaw1TrTELwtJz_YxARZeS-PcY)
Tangga ini, yang tampak tak berujung, tiba-tiba terhenti, dan mereka masuk ke dalam sesuatu yang tampak seperti hutan. Dia mendongak, tapi tidak melihat adanya matahari, bulan, dan bintang. Sebaliknya, ada lampu bulat yang tergantung di ranting-ranting, atau ditempatkan di atas tunggul*.
(Bagian bawah pohon yang dibiarkan menonjol dari tanah setelah sebagian besar batangnya tumbang atau ditebang)
Si pemandu berbalik untuk berbicara dengannya. "Master menunggumu."
Setelah pemberitahuan singkat itu, si pemandu mencoba pergi, tapi Shinohara tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, "Siapa namamu?"
"Alice."
"Apakah Sir Unchain adalah master yang baik?"
“Dia adalah tipe orang yang akan mengubahmu menjadi monster jika kau mempercayainya. Bukan berarti kalau aku berpikir dia adalah ‘orang’. ” Si pemandu tersenyum tipis, lalu memperingatkan Shinohara, “Kau juga akan segera menjadi monster. Kupikir aku sudah seperti itu. Atau setidaknya setengahnya untuk mencapai tahap tersebut."
Setelah mengatakan itu, si pemandu pergi. Shinohara dipaksa berjalan di sekitar lantai atas Menara Terlarang untuk mencari masternya sendirian.
Masternya sedang duduk di kursi berlengan dengan matanya yang cekung terfokus pada buku yang tergeletak di pangkuannya. Shinohara terkejut melihat bahwa topinya yang tinggi dan bertepi lebar tidak ada di kepalanya, tapi di lantai di dekat kakinya. Di sebelah kursi berlengan ada sebuah pohon, yang bagian dalamnya telah diukir untuk menjadi rak buku. Cabang-cabang yang saling terkait di atas membentuk sangkar, yang mana memenjarakan seorang wanita setengah telanjang di dalamnya.
"Kau sudah datang, ya?" Sir Unchain menutup bukunya, dan memalingkan wajahnya ke arah Shinohara. Jika kau bertanya apakah kau bisa menyebut dia punya wajah. Yah, kau mungkin bisa. Pria itu tampak seperti mayat tenggelam yang diangkat dari kedalaman laut, tapi rambut dan janggutnya yang panjang dan keriting penuh kehidupan. Setiap helai dari rambutnya tampak seperti akan mulai meronta-ronta dengan sendirinya setiap saat.
“Kami berhasil mengamankan kepartisipasi-an kami di Tentara Perbatasan. Saya berpikir untuk berkunjung ke sana dengan tujuan memberi hormat.”
“Akan meyakinkan untuk memilikimu di sana.”
Sir Unchain bangkit dari kursi berlengannya dengan gerakan canggung tapi tampak hampir tak bergerak, lalu mengembalikan buku itu ke rak buku yang ada di pohon.
“Apa yang kau dapatkan dari dia? Bagaimana kondisi Komandan Mogis?”
“Dia berada dalam kondisi semangat yang tinggi. Tampaknya pria itu serius untuk menjadi raja.”
"Hm, raja, ya?"
Ketika Sir Unchain mengangkat tangan kanannya, tongkat putih muncul dari suatu tempat dan terbang ke genggamannya.
“Pada akhirnya, No-Life King akan bangkit, dan berdiri di hadapan semua raja.”
"Di mana tuan Anda tidur?"
Sir Unchain — yaitu Ainrand Leslie — mengeluarkan suara aneh yang mungkin berupa tawa, tapi tidak menjawab.
"Siapa... kamu...?" tanya wanita yang dipenjara di pohon itu dengan pelan.
“Aku dipanggil Shinohara,” jawabnya sambil tersenyum, dan wanita itu menyebut namanya dengan mata hampa.
"Apakah kamu... tahu... siapa aku ...?"
"Ya. Hanya sedikit."
"Aku... tidak... Hanya... namaku..." Wanita itu menggelengkan kepalanya. "...Dark."
Apakah dia yang telah mensummon-nya? Seolah mendorong pintu tak terlihat di depan dadanya, benang-benang hitam panjang muncul, dan menjalinkan dirinya untuk bersatu. Dalam waktu singkat, benang-benang tersebut telah mengambil bentuk humanoid.
“Itu…” Mata Shinohara melebar. Tentu saja itu adalah sihir, tapi bukan lah jenis sihir yang pernah dia lihat sebelumnya.
“Mundur lah,” kata Sir Unchain dengan suara serak rendah. Shinohara segera menurutinya.
Si Dark ini, atau apa pun itu, mengeluarkan suara aneh, dan berputar-putar berlawanan dengan arah jarum jam saat semakin membesar.
Sangkar cabang pohon itu rusak. Dan wanita tersebut jatuh.
Untuk sesaat, Shinohara mempertanyakan apakah dia harus maju dan menangkapnya. Tapi, tidak, itu tidak perlu. Dark menahannya.
Wanita itu turun dengan Dark yang melilitnya. Seolah-olah dia telah menumbuhkan sayap kegelapan.
“Aku… Shihoru… aku hanya tahu namaku… dan Dark… tapi…” Si wanita itu melirik Sir Unchain. “Dia bilang jika aku melakukan apa yang dia perintahkan... maka aku bisa pulang..."
"Betul sekali." Sir Unchain selalu mengucapkan kata-kata manis dengan nada yang kaku.
Seolah-olah monster ini tidak mempunyai perasaan dalam dirinya sendiri.
“Jika tujuan kami tercapai, maka kau akan dapat kembali ke rumah di duniamu. Dunia tempat kau berasal. Tempat kau seharusnya berada. ”
Komentar
Posting Komentar