
Di waktu yang sama, mungkin ada seorang pria bertopeng, dengan pedang badai yang ganas, menciptakan kabut merah halus dan menyebabkan banyaknya jeritan saat dia melaju, saat diam, dia akan menebas sesuatu, atau mungkin dia tidak ada disana.*
(Pusing gw ini maksudnya apa coba)
Bukan itu.
Pria bertopeng itu ada. Dia ada, oke?
Riverside Iron Fortress.
Benteng yang berada di sepanjang Sungai Jet yang sekarang menjadi sarang kobold terkena serangan sebelum fajar. Serangan Ledakan, Detonasi, dan bahkan sihir Arve tingkat tinggi yang tak henti-hentinya seperti Blaze Falls, serta Thunderbolt, Thunderstorms, dan Icicle Downs sangat efektif. Upaya sungguh-sungguh para kobold untuk mempertahankan benteng tidak ada artinya, dan mereka hancur dalam waktu singkat. Tapi pertempuran sebenarnya baru saja dimulai.
Kobold memiliki insting kelompok yang sangat kuat. Ketika mereka dipimpin oleh salah satu kobold berpangkat tinggi yang tinggal di kedalaman Tambang Cirene, bukan hanya kobold pekerja yang tak terhitung jumlahnya, tetapi bahkan kobold tua yang berdiri di atas mereka akan bertarung tanpa takut mati. Dalam waktu singkat, bagian dalam benteng berubah menjadi kekacauan total. Para kobold menumpuk mayat sesama mereka sendiri untuk mempertahankan posisi mereka, dan sementara para penyerang sibuk menyingkirkan mereka, lebih banyak bala bantuan kobold akan tiba untuk melancarkan serangan menjepit.
Tapi dia tahu ini akan menjadi pertarungan sampai mati, dan tidak seperti Tentara Perbatasan yang tak berguna, sejak dia menjadi tentara sukarelawan, dia telah mempertaruhkan nyawanya untuk memberi makan dirinya sendiri, dan mendapatkan ketenaran hanya dengan mengandalkan dirinya dan rekan-rekannya.
Pertempuran apa pun di mana kau bisa mempertahankan ketenanganmu bahkan tidak dhitung sebagai pertempuran sama sekali. Siapa pun yang tidak berpikir, Ah, sial, aku akan mati, ini adalah akhirnya, setidaknya seratus kali maka dia hanya lah pemain pengganti.*
(Ini beneran gw gk ngerti di kalimat ini, ‘pemain pengganti’ itu scrub pas gw google)
Apa yang harus dia sembunyikan? Tidak, dia tidak berniat menyembunyikannya. Situasi tenggelam- atau-berenang, hidup-atau-mati, situasi membunuh-atau-dibunuh adalah kejadian sehari-hari bagi tentara sukarelawan.
Untuk bertahan hidup, tentara sukarelawan di dalam benteng membunuh kobold seperti orang gila, lalu hampir dibunuh oleh kobold. Mereka mengabaikan luka yang tidak menghalangi mereka untuk bergerak, dan meminta para priest menggunakan sihir cahaya untuk menyembuhkan luka yang sangat berbahaya. Kemudian mereka kembali membunuh kobold lagi, dan hampir dibunuh oleh kobold. Jika itu adalah kehidupan sehari-harimu, kau akan muak karenanya. Itu tak tertahankan. Tetapi bahkan ketika mereka berada dalam situasi yang membuatmu berkata, “Tidak, tidak, tidak, aku tidak tahan lagi, aku hanya ingin mati. Biarkan itu berakhir saja. Seseorang, tolong bunuh aku!" tentara sukarelawan tidak akan membiarkan hal itu membuat mereka jatuh.
Yah, itu tidak benar, tidak semua tentara sukarelawan itu benar-benar tangguh. Tetapi sebagian besar tentara sukarelawan yang berpartisipasi dalam serangan ke Riverside Iron Fortress hari ini benar-benar badass, dan mereka telah melihat membuktikannya di pertempuran ini.
Tak perlu dikatakan, pria bertopeng itu adalah salah satunya.
Ada total empat belas menara yang mambuat Riverside Iron Fortress, dihubungkan oleh jembatan sehingga mereka bisa memindahkan kekuatan dari satu ke yang lain. Karena itu, secara teoritis, adalah mungkin untuk menjaga garis pertahanan sampai keempat belas menara jatuh. Mereka harus mengambil menara satu per satu sampai si posisi penyerang atau yang bertahan menyerah.
Pria bertopeng itu menuju lantai atas menara ketujuh. Jika ini adalah gunung, dia sudah berada di stasiun ketujuh. Tidak, mungkin itu yang kelima, atau yang kedelapan, atau bahkan yang kesembilan. Tangga itu lebarnya kurang dari dua meter, dan penuh sesak dengan barisan kobold yang menyodorkan senjata seperti tombak dan naginata ke arahnya. Itu sama saja dengan bunuh diri jika dia langsung menerobos ke arah mereka. Itulah yang akan dipikirkan siapa pun. Tapi hanya melemparkan dirinya sendiri ke arah mereka, itulah gaya pria bertopeng, filosofinya, cara hidupnya.
“Jurus rahasia!”
Pria bertopeng itu mengayunkan katananya dan menuju ke tangga. Semua kobold menggonggong sekaligus, dan mencoba menusuknya atau menebasnya dengan lengan galah mereka. Jika dia hanya menerobos seperti banteng yang mengamuk, bahkan jika dia adalah orang yang paling tangguh dari yang lain, itulah yang akan terjadi padanya.
"Holy Lightning Brahma-Deva Sovereign Strike...!"
Jadi, sebelum itu terjadi padanya, pria bertopeng itu melompat. Dia melompat ke kiri dan menendang dinding, melompat kembali ke kanan. Para kobold mengeluarkan gonggongan bingung saat mereka mengayunkan lengan galah mereka. Mereka secara refleks mencoba mengikuti pria bertopeng itu.
Itu tidak ada gunanya. Pria bertopeng itu bergerak dengan refleks secepat kilat. Tidak mungkin mereka bisa mengikutinya. Dia menendang dinding kiri, lalu kanan, lalu kiri lagi, sebelum akhirnya mendarat di tengah-tengah gerombolan kobold. Dia menebas, dan menebas, dan menebas mereka lagi. Pria bertopeng itu awalnya telah basah kuyup dengan darah kobold, tapi sekarang bahkan lebih buruk lagi, dan dia tidak berhenti mengiris dan memotong-motong mereka saat dia mengurangi jumlah mereka. Setiap otot di tubuhnya berteriak protes, dan paru-parunya terasa seperti siap meledak, tapi pria bertopeng itu tidak mau berhenti. Karena dia adalah iblis.
Apa pun yang dia inginkan, pria bertopeng itu bukanlah Tuhan, maupun salah satu dari anak-anak Tuhan, dan juga bukan monster.
Begitu katananya merasakan darah 15, tidak, 17 atau 18 kobold, pria bertopeng itu tiba-tiba merasa lelah. Oh sial! Apa ini? Tubuhku tidak mau melakukan apa yang kukatakan. Aku bahkan tidak bisa bicara. Aku kehabisan stamina disini? Apa kau serius? Maksudku, beneran serius nih?
Para kobold melolong seperti mengatakan, Sekarang, sekarang adalah kesempatan kita, bunuh dia! Mereka melangkahi mayat rekan-rekan mereka yang terpotong, atau menendangnya dari jalan, lalu mengerumuni pria bertopeng itu. Pria itu mengangkat kepalanya. Dia sadar akan niat mereka, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.
Apa-apaan ini? Kenapa pria sehebatku mengacau di tempat seperti ini? Sialan.
“Ranta Bodoh!”
Kemudian seorang hunter dengan rambut panjang diikat kepang melompat keluar, menembakkan panah ke arah kobold. Dia membawa busur. Sebuah busur pendek. Dia mengambil panah lain dan melepaskannya. Sangat cepat. Dan setiap tembakan dia lepaskan mengenai mata atau mulut musuh. Bahkan pada dekat jarak seperti ini, bukan itu, karena tekanan yang diberikan target padanya di jarak dekat seperti ini, sulit untuk melepaskan tembakan seperti itu. Hunter itu baru saja melakukan sesuatu yang sangat sulit, dan dia melakukannya dengan mudah, seolah-olah itu bukan masalah sama sekali.
Berapa banyak kobold yang telah dia bunuh pada saat panahnya habis? Setidaknya ada tujuh atau delapan. “Kau benar-benar nekat, tahu?!” Menggunakan ekspresi yang hanya sebagian sesuai dengan ucapannya, dia meraih leher pria bertopeng itu dan menyeretnya menuruni tangga sebelum para kobold bisa mencapai mereka
.
“...Hei, itu menyakitkan! Kau mencekikku! Yume sialan!"
“Ini salahmu karena ceroboh, Ranta bodoh! Menderitalah lebih dari ini!”
"Aku sudah cukup menderita sekarang!"
"Semuanya!" Yume memberi mereka sinyal.
Tentara sukarelawan terus berlari melewati pria bertopeng, tapi itu adalah koridor sempit. Dalam waktu singkat, mereka ditekan ke dinding bersama-sama.
“Whoa?!”
"Meow?!"
Yume harus bersandar ke dinding di belakangnya dan Ranta melindunginya. Dia tidak di atasnya atau apa, tetapi jika dia tidak melakukan ini, itu akan menjadi sedikit berbahaya atau sesuatu seperti itu, kau tahu?
"G-Guys...!" Ranta memprotes, tapi tidak ada yang mendengarkannya. Tentara sukarelawan lainnya melangkah ke celah yang Ranta dan, yah, Yume telah buka, dan mencoba untuk menghancurkan musuh dengan satu dorongan lagi. Mereka semua berencana untuk mengeroyoki para kobold.
“Y-Yume! Biarkan aku mengatakan sesuatu, ini tidak disengaja, oke?! ”
“Apa yang tidak disengaja?!”
“Apa yang tidak disengaja? Sekarang dengarkan aku..."
Ada kalanya Ranta sangat senang karena dia memakai topeng.
Tubuh mereka saling tertekan, jadi, tentu saja, wajah mereka berdekatan, dan itu agak, uh, memalukan.
Itu tidak buruk, tapi tetap saja.
Dia merasa kalau kejadian itu telah membuatnya sedikit bersemangat, jadi mungkin itu tidak buruk, tapi bagus?
Karena Ranta masih harus mengayunkan katananya.
Pertempuran ini belum berakhir.
Komentar
Posting Komentar