
Ketika Merry sadar, dia tidak memiliki apa-apa selain pakaian yang dia kenakan, dan tidak mengingat apa pun selain namanya sendiri.
Merry tidak sendirian, karena ada 11 orang lain yang bersamanya, dan dari 11 orang itu, ada orang beranama Hayashi, Michiki, Ogu, dan Mutsumi yang akhirnya bekerja dengan Merry.
Meskipun Merry tidak mengingatnya begitu jelas, dia ingat kalau Hiyomu telah muncul dengan tiba-tiba, dan membawa mereka ke Altana. Itu pasti terjadi di depan Menara Terlarang, karena dia tidak memiliki ingatan tentang Hiyomu di bawah atau di dalam menara.
Saat Merry menceritakan itu, Haruhiro menyadari sesuatu. Untuk beberapa alasan, ingatannya agak kabur saat dia mencoba untuk mengingat detail bagian dalam menara dan area di bawahnya. Dia bertanya tentang itu kepada Kuzaku, Shihoru, dan Setora, dan mereka semua juga sama sepertinya. Ketika dia mencoba mengingat detail yang lebih baik dari tempat itu sendiri, sepertinya dia tidak bisa melakukannya. Percakapan yang dia lakukan di dalam dan di bawah menara juga agak kabur ketika dia mencoba untuk mengingatnya.
“Mungkin kita dibius,” Kata Setora.
Menurut Setora, dia mengatakan ada sekresi* tumbuhan dan hewan tertentu yang dapat menyebabkan efek seperti halusinasi, hipnosis, dan penyakit jiwa. Tidak akan aneh jika salah satunya menyebabkan kehilangan memori dan kebingungan.
(Sekresi adalah proses untuk membuat dan melepaskan substansi kimiawi dalam bentuk lendir yang dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar. Substansi kimiawi pada sekresi mempunyai kegunaan tertentu sebelum akhirnya terbuang melalui ekskresi.)
Apa pun masalahnya, Merry dan kelompoknya dibawa ke Altana, dan ditawari uang yang cukup untuk menutupi biaya hidup mereka sementara jika mereka menjadi tentara sukarelawan. Mereka menerima tawaran itu untuk bertahan hidup karena tidak ada pilihan lain.
Meskipun mereka datang pada waktu yang berbeda, Haruhiro dan yang lainnya juga menjadi tentara sukarelawan karena alasan yang sama seperti Merry.
Ada ratusan tentara sukarelawan seperti mereka, banyak juga yang telah meninggal, dan tubuh mereka dibakar menjadi abu, lalu dimakamkan di kuburan yang ada di bukit dekat menara terlarang.
"Itu agak luar biasa, ya?" Kuzaku mengatakan itu sambil menghela nafas.
Yang dia maksud "luar biasa" pasti berarti "mengerikan."
Hiyomu telah membicarakan sesuatu tentang beralih sisi dari digunakan orang lain menjadi orang yang menggunakan orang lain.
Dengan kata lain, Haruhiro dan yang lainnya yang ingatannya dicuri telah digunakan sejak awal. Apakah itu artinya ketika mereka dipaksa untuk menjadi tentara sukarelawan adalah bagian dari itu?
Siapa dalang di balik semua ini? Para petinggi di Kerajaan Arabakia? Masternya Hiyomu? Atau orang lain yang menarik benang dalam bayang-bayang?
Jika mereka mematuhi Hiyomu, mereka mungkin akan mengetahuinya. Tapi sudah terlambat untuk melakukan itu sekarang.
Hiyomu telah menuntut mereka untuk mematuhinya. Itu bahkan tidak bisa disebut pertukaran yang seimbang. Wajar untuk mempertimbangkan kemungkinan bahwa Hiyomu mungkin masih akan memanfaatkan mereka setelah mereka mematuhinya.
Dia ingin berpikir bahwa baik-baik saja bahwa semuanya menjadi seperti ini, tapi terlalu sedikit hal positif tentang situasi yang sedang dialaminya untuk bisa berpikir seperti itu.
Haruhiro dan yang lainnya berjalan lebih jauh ke utara melalui hutan.
Begitu mereka keluar dari hutan yang tidak terlalu besar, akan ada benteng besar yang disebut Deadhead Watching Keep yang seharusnya dijaga oleh Kerajaan Arabakia. Altana telah jatuh ke tangan musuh, dan mereka berniat untuk memeriksa apa yang terjadi di benteng tersebut.
Ketika mereka keluar dari hutan itu, mereka bisa melihat sebuah bangunan yang tampak seperti benteng di seberang mereka.
Ada semak-semak yang tumbuh di sana-sini di ladang tandus, lalu ada juga kayu dan batu yang berserakan di sekitar. Tapi bukan itu saja yang ada disana.
Ada menara pengawas yang tersebar di sekitarnya. Masing-masing dari menara tersebut memiliki beberapa tenda di sekitarnya. Beberapa juga memiliki pagar yang mengelilinginya.
Ada orang-orang di atas beberapa menara dan pagar.
Tidak, itu bukan manusia.
Haruhiro dan kelompoknya bersembunyi di balik tumpukan kayu dan batu., mengamati perkemahan dari kejauhan. Mereka terlihat seperti manusia, tapi sudah jelas mereka bukan manusia.
Ukuran mereka sedikit lebih besar dari manusia. Rambut mereka berwarna putih cerah, tapi mungkin bukan karena faktor usia, dan kulit mereka juga berwarna hijau.
"Orc..." kata Merry.
Sayangnya, Haruhiro tidak mengingat ini, kalau Deadhead Watching Keep pernah ditempati oleh para orc. Tentara Perbatasan Kerajaan Arabakia dan tentara sukarelawan telah menyerang dan mengambil alih tempat tersebut. Hebatnya, Haruhiro dan kelompoknya juga mengambil bagian dalam pertempuran itu, dan mereka berkontribusi besar di pertempuran tersebut.
Saat itu Kuzaku sedang berada di party lain, dan dia punya rekan yang lain pada saat itu.
Namun, Kuzaku kehilangan mereka semua pada saat pertempuran tersebut.
Salah satu rekan Haruhiro juga tewas dalam pertempuran itu.
Dia sama sekali tidak mengingat itu semua.
Mereka juga telah memenangkan pertempuran tersebut.
Prajurit sukarelawan telah menerima sejumlah besar uang sebagai hadiah karena itu. Namun, pihak Haruhiro harus merasakan rasa sakit yang luar biasa untuk mendapatkannya. Kerajaan Arabakia berhasil mengambil alih Deadhead Watching Keep. Apakah itu berarti benteng tersebut telah diambil alih lagi oleh para orc?
“Altana diduduki oleh musuh, jadi seharusnya tidak mengejutkan jika tempat ini juga bernasib sama seperti Altana." Setora mengatakan itu dengan tenang seperti biasanya. “Apakah Kerajaan Arabakia memiliki pangkalan selain Altana dan benteng ini?”
“Kita seharusnya mengambil peta itu yang ada di lantai dua Menara Terlarang.” Merry mulai menggambar sesuatu seperti peta di tanah. “Jika ini adalah Altana...”
Di utara Altana ada dataran luas yang disebut dataran Quickwind. Di barat daya Dataran Quickwind, atau sekitar 30 kilometer ke barat laut dari Altana, Kerajaan Arabakia memiliki garnisun* di Pos Lonesome Field. Dan juga sekitar 10 kilometer ke barat Pos Lonesome Field, di dekat Sungai Jet ada Riverside Iron Fortress, yang juga merupakan pangkalan Tentara Perbatasan. Benteng itu sama seperti Deadhead Watching Keep, karena tempat itu pernah berada di bawah kendali orc. Tentara Perbatasan telah mengambil alih Riverside Iron Fortress pada saat yang sama ketika mereka mengambil alih Deadhead Watching Keep.
(Garnisun adalah sebutan untuk sekelompok pasukan yang bertempat di suatu lokasi, dan bertujuan untuk mengamankannya. Garnisun dapat bertempat di suatu kota, kota madya, benteng, kastil, kapal, dan lain sebagainya.)
“Aku tidak ingin terlalu pesimis, tapi…” Kuzaku mengatakan itu dengan wajah yang terlihat suram, Kau tidak bisa tidak merasakan kalau situasinya sangat buruk. “Sulit untuk berpikir sangat optimis tentang... pos ini atau tentang Riverside apa lah itu.”
“Dia ada benarnya,” kata Setora dengan nada tanpa emosi. “Meskipun bukannya tidak mungkin para prajurit yang melarikan diri dari Deadhead Watching Keep berkumpul di Riverside Iron Fortress dan bersembunyi di sana, tapi ada kemungkinan kalau mereka akan dikepung di sana jika mereka melakukannya. ”
“...Apakah ada tempat lain yang bisa kita kunjungi?” Kata Shihoru yang terlihat sangat suram.
Merry menunjuk ke suatu tempat sekitar satu meter di bagian atas kanan Altana di peta kasarnya.
“Jika kita kembali ke Vele, kita akan aman untuk sementara waktu di sana. Kota Bebas Vele itu netral. Manusia, orc, undead, dan goblin semuanya tinggal di sana.”
"Itu ... cukup jauh, ya?" tanya Haruhiro.
Merry mengangguk.
“Aku tidak bisa memberitahumu jarak pastinya, tapi mungkin sekitar 500 kilometer…”
“Yah …” Kuzaku memasang senyum tegang. “Mungkin jika kita berjalan sekitar dua puluh hari, kita akan sampai disana...?"
“Tanpa ada jaminan tentang makanan?” Setora menatap Kuzaku dengan jengkel. “Jika tujuanmu adalah untuk mati di sepanjang jalan, itu mungkin bukan ide yang buruk.”
“Kamu sedikit kasar, ya, Setora-san?”
“Aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi memang benar kalau aku bepikir hal-hal yang kau katakan adalah sesuatu yang melebihi arti dari kata bodoh.”
Haruhiro hampir menghela nafas, tapi tanpa sadar dia menahannya.
Ya. Rasanya seperti kita diblokir di semua sisi.
Dia ingin mengatakan itu. Tapi ini bukan situasi di mana dia bisa angkat tangan begitu saja. Meskipun dia merasa tertekan, dia tidak membiarkan hal itu terlihat di wajahnya. Itu bukan karena dia bersikeras untuk tidak melakukannya. Dia hanya tidak ingin melakukan itu untuk beberapa alasan.
“Aku ingin informasi lebih lanjut,” kata Haruhiro dengan putus asa, tetapi melakukan yang terbaik untuk mempertahankan nada datar dan itu terdengar tidak cocok dengannya. "Informasi yang lebih detail seperti tentang area yang ada air bersihnya, dan sesuatu untuk dimakan. Itu juga akan bagus jika kita bisa berburu.”
“Kalau saja ada Yume di sini…” kata Merry, lalu menggelengkan kepalanya. "...Mengatakan hal-hal seperti itu tidak akan membantu.”
"... Yume?" tanya Shihoru.
"Rekan kita," kata Merry sambil tersenyum tipis. Ketika dia mengatakan sesuatau yang berhubungan dengan Yume ini, dia hanya bisa tersenyum seperti itu. “Yume berpisah dengan kita untuk sementara. Seharusnya kita bertemu kembali di Altana setengah tahun setelahnya, tapi... siapa yang tahu sudah berapa lama waktu telah berlalu sejak saat itu...?"
Shihoru menekan kedua tangannya ke dadanya.
“Yume...”
"Apakah kamu ingat sesuatu?" tanya Haruhiro.
Shihoru menurunkan matanya, dan menggelengkan kepalanya.
“... Bukan itu. Hanya saja... Aku tidak tahu kenapa, tapi... rasanya menyakitkan untuk beberapa alasan..."
“Kamu dan Yume sangat dekat,” kata Merry sambil tersenyum. “Yume adalah seorng Hunter ... dan seseorang yang hebat. Aku jamin itu. Dia kuat, sangat bersungguh-sungguh... dan lucu."
Kuzaku berbisik ke telinga Haruhiro. “Dia perempuan, kan? Yume-san ini.”
"Mungkin," jawab Haruhiro pelan.
"Aku dan Haruhiro adalah satu-satunya pria di party ini?" Kuzaku menghitung dengan jarinya. “...Bukankah jumlah gadisnya agak tinggi?”
"Hey bung..."
"Tidak, maksudku, ayolah." Kuzaku mengatakan itu dengan nada lemah. Dia pasti penasaran tentang situasi percintaan seperti apa yang terjadi di party ini. Ketika ada sekelompok cowok dan cewek di kelompok yang sama, wajar hal-hal semacam itu muncul. Haruhiro hanya bisa tersenyum kecut menanggapi hal tersebut.
Haruhiro sendiri tidak sepenuhnya tidak tertarik, tapi...
Haruhiro tidak tahu bagaimana memuji penampilan seorang wanita. Palingan dia mungkin hanya akan menyebutnya "cantik," atau "imut," tapi orang seperti apa yang cantik, dan orang seperti apa yang imut?
Menurutnya, Merry lebih pantas disebut "cantik.", dan Setora juga condong ke arah "cantik.”
Bagaimana dengan Shihoru? "imut," mungkin? Tapi dalam kasus Shihoru, dia tidak bisa menyangkal aspek feminim dari penampilannya meninggalkan kesan yang lebih kuat.
Intinya, ketiga orang tersebut bisa kau sebut menarik dengan sisi menariknya yang berbeda-beda.
Setelah dia memikirkannya lagi, dia memiringkan kepalanya sedikit dan bertanya-tanya bagaimana dia bisa berinteraksi dengan mereka secara normal. Jika dia adalah orang yang tinggi dan berotot seperti Kuzaku, dia mungkin memiliki waktu yang mudah menarik lawan jenis, tapi Haruhiro tidak punya hal seperti itu. Ketika dia mulai memikirkan kalau dia hanyalah orang yang polos, biasa-biasa saja, bahkan kurang dari itu, Haruhiro menyentuh wajahnya sendiri. Tiba-tiba, dia tersadar.
Meskipun dia tidak melihat ke cermin untuk memeriksanya, tapi Haruhiro bisa membayangkan wajahnya sendiri seperti apa. Seperti yang sudah dia duga sebelumnya, kalau dia masih bisa mengingat lebih dari sekedar namanya.
“...Ngomong-ngomong, kita tidak akan aman jika di sini, jadi ayo kita menjauh dari benteng. Kita bisa membicarakan apa yang harus dilakukan selanjutnya nanti.”
Dia berbicara hampir seperti seorang pemimpin.
Karena merasa malu, dia menambahkan, “...Tidak apa-apa, kan?”
Sepertinya tidak ada yang keberatan dengan itu.
Haruhiro kembali ke hutan. Pertama, dia ingin mengamankan tempat dimana mereka bisa beristirahat. Hutan ini terlalu dekat dengan Altana dan Deadhead Watching Keep. Mereka mungkin perlu pergi ke suatu tempat lain. Haruhiro telah merencanakan untuk membicarakan hal itu dengan yang lainnya, tapi pemikirannya terlalu naif.
Begitu mereka kembali ke hutan, Kiichi melihat ke satu arah, lalu dengan cepat melihat ke arah yang lain. Sepertinya Kiichi tampak sangat tegang. Tidak lama kemudian, mereka mendengar gonggongan anjing. Ahh, jadi itu yang terjadi.
“Itu mungkin goblin yang mengejar kita…”
“Pertanyaannya adalah seberapa besar kelompok mereka.” Setora masih tenang. "Jika itu sepuluh, atau bahkan dua puluh, kita dapat mengatasinya. Tapi kalau seratus, atau mungkin dua ratus, maka sudah jelas kalau itu lebih dari yang bisa kita tangani, ya kan?"
“Itu tidak benar.” Kuzaku mencoba bersikap tangguh untuk sesaat, tapi kemudian mengakui kalau dia benar. “...Oke, aku setuju denganmu.”
“...Apakah itu hanya goblin yang mengejar kita?” Shihoru bertanya dengan ragu. “Para goblin dan orc adalah sekutu, kan...?”
Merry menurunkan pandangannya.
“Aku tidak tahu persis hubungan antara goblin dan orc, tapi sudah pasti kalau mereka berdua milik Aliansi Raja…”
Tidak dapat disangkal kemungkinan bahwa para goblin dari Altana mungkin telah mengirim utusan ke Deadhead Watching Keep untuk meminta bantuan kepada orc, dan sekarang mereka sedang mencari Haruhiro dan yang lainnya bersama-sama.
Kuzaku mengerang.
“Orc terlihat tangguh, ya? Mereka besar.”
Untuk saat ini, para goblin, dan juga Orc belum menemukan Haruhiro dan yang lainnya. Tapi begitu mereka ditemukan, situasi akan menjadi cukup sulit untuk dihadapi.
“Ada Damuro di barat. Tambang Cirene di barat laut dari sana..." Merry menggelengkan kepalanya. “Damuro adalah markas Goblin, dan Tambang Cirene penuh dengan kobold...”
"Apa yang ada di timur?" tanya Setora.
Merry berpikir sejenak sebelum menjawab.
“Jika kita menuju ke timur dari hutan ini, kita akan sampai di Dataran Quickwind. Di luar sana ... setidaknya aku tidak akan berharap untuk menemukan sebuah kota.”
“Selatan adalah...” Haruhiro melihat ke selatan. “Gunung, ya? ...Seluruh area diselatan adalah pegunungan. Bagaimana kalau kita pergi ke pegunungan itu saja kalau begitu?”
Merry menggelengkan kepalanya.
“Aku menyarankan untuk tidak melakukan itu. Ada naga di Pegunungan Tenryu... Kamu tahu apa itu naga, kan?”
Ketika dia mendengar kata itu, seluruh bulu rambut di tubuh Haruhiro berdiri tegak.
"...Aku punya bayangan apa itu."
"Tunggu, naga?" Kuzaku mengerutkan kening. “Kedengarannya berbahaya.”
Bahu Shihoru merosot.
“Tidak ada tempat yang bisa kita tuju...”
"Ayo pergi ke timur."
Haruhiro mengatakan itu, tetapi langsung berpikir, Apakah itu sungguh baik-baik saja? Dan kakinya mulai terasa dingin.
Selain itu, apakah itu benar-benar tempatnya untuk memutuskan sesuatu? Tentu saja tidak. Dia bahkan tidak memiliki ingatannya. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, ini di luar kemampuannya untuk melakukan hal itu.
Tapi dia mengatakan itu bukannya tanpa alasan, Haruhiro memiliki beberapa alasan untuk itu.
“...Aku tidak menyarankan kita terus menuju ke timur. Aku pikir kita harus membuat para pengejar behenti mengikuti kita terlebih dahulu. Timur adalah pilihan terbaik bagi kita untuk melakukan itu, kan?”
Setora mengangguk.
"Kalau begitu mari kita bergegas."
Kelompok itu segera berangkat. Dia tidak tahu apakah semua orang sepenuhnya yakin dengan ide nya. Jika mereka berlama-lama di sekitar sini, para pengejar mungkin akan menemukan mereka.
Kelompok itu bergerak cukup cepat, dan tidak berhenti untuk beristirahat sama sekali, tapi mereka masih mendengar gonggongan anjing yang mungkin tidak datang dari depan mereka, tapi juga tidak tepat di belakang mereka. Pengejar mereka tersebar di seluruh hutan ini. Kemungkinan mereka membentuk tim yang terdiri dari satu anjing dan satu goblin, dan ada sepuluh tim, atau bahkan mungkin puluhan tim yang menyisir hutan ini untuk menemukan mereka.
Tak satu pun dari mereka membuang-buang napas untuk mengobrol ketika berjalan. Merry mengatakan kalau hutan ini tidak besar, tetapi mereka masih belum keluar dari pepohonan pada saat matahari mulai terbenam. Haruhiro merasa seperti mereka telah berjalan lebih dari sepuluh, lima belas, atau bahkan mungkin lebih dari dua puluh kilometer.
Daerah di sekitar mereka mulai gelap, dan langit yang berada di barat terbakar oleh warna merah. Ketika Haruhiro berhenti dan berbalik untuk melihat ke belakang, semua orang berhenti berjalan. Dia memekakkan pendengarannya dengan tajam. Dia tidak mendengar apa-apa selain suara kicauan burung dan gemerisik dedaunan.
“Kapan menurutmu,” Kuzaku membuka mulutnya untuk pertama kalinya setelah beberapa waktu, "terakhir kali kau mendengar seekor anjing menggonggong?"
“Beberapa waktu yang lalu.” jawab Setora.
Bahu Shihoru naik turun. Keadaan dia tampak sangat buruk.
Keadaan sekitar menjadi lebih gelap saat mereka berbicara. Tidak lama lagi matahari akan segera tenggelam ke bawah cakrawala.
"Mari kita istirahat di sini untuk hari ini," saran Haruhiro, lalu tersenyum pada Shihoru. Sebagai balasan, Shihoru memberinya senyuman yang sedikit canggung.
Ketika berhubungan dengan hal untuk mendirikan kemah, yang bisa mereka lakukan hanyalah mencari tempat di mana mereka bisa berbaring. Mereka bisa membuat tempat tidur dadakan dari daun dan rumput, tapi karena mereka sedang dikejar, Haruhiro tidak ingin meninggalkan tanda-tanda yang jelas bahwa mereka pernah ke sini. Meskipun sebentar lagi matahari terbenam, keadaan sekitar masih sedikit cerah, dan mereka semua duduk dengan melingkar.
"Hah? Dimana Kiichi?” tanya Kuzaku.
"Dia baru saja pergi entah kemana." Setora terdengar tidak peduli. "Aku berasumsi kalau dia akan kembali pada akhirnya. ”
“Mungkin dia akan menemukan sesuatu untuk kita,” kata Kuzaku sambil tertawa.
Setora mengangkat bahu.
“Berarti aku orang yang sangat diberkati kalau itu terjadi.”
Setelah itu, mereka semua terdiam. Sudah jelas kalau semua orang kelelahan setelah apa yang mereka alami. Terlalu banyak usaha untuk mencari sesuatu untuk dibicarakan, jadi mereka diam. Setelah keadaan cukup gelap sehingga kau tidak bisa melihat lebih dari beberapa meter jauhnya, para wanita pergi ke semak-semak untuk pergi ke kamar kecil. Begitu mereka kembali, Haruhiro dan Kuzaku pergi ke suatu tempat yang sedikit jauh untuk pergi kencing.
“Apa kau berpikir sebelum kita kehilangan ingatan, kita biasa kencing bersama, dan berdiri berdampingan seperti ini, Haruhiro?”
"...Siapa tahu?."
"Ah! Kau pasti berpikir kalau aku adalah tipe pria yang hanya mengatakan hal-hal bodoh, ya kan?”
“Mungkin sedikit.”
"Tapi hal-hal semacam ini bisa memicu ingatan, tahu?"
"Apa kau ingat sesuatu?"
"Tidak sama sekali."
Ketika mereka kembali ke tempat perkemahan, ada sepasang mata berkilauan di sebelah Setora.
“Nyaa.” Kiichi menyambut mereka dengan mengeong.
“Sepertinya aku benar-benar diberkati.” Suara Setora tidak seperti biasanya, dia terdengar senang. “Kiichi membawa buah-buahan beri. Tidak banyak, tapi cukup untuk menyemangati kita."
Kuzaku melompat kaget.
"Kau serius?!"
“...Dia kucing yang pintar, ya?” Haruhiro berkata, dan Kiichi mengeong pendek sebagai tanggapan. Setora menawarinya sesuatu, jadi dia mengambilnya. Dia tidak bisa membedakan warna buah itu karena gelap, tapi mereka bulat, dan seukuran ujung ibu jarinya. Kulit buahnya juga elastis.
“Mungkin tidak beracun,” kata Setora, jadi Haruhiro menaruh buah berry itu di mulutnya. Dia
menggigitnya, lalu kelembapan menyebar ke seluruh mulutnya bersama dengan rasa asam, dan rasa manis yang sedikit.
Kuzaku mengambil salah satu buah beri dan memakannya. “Aku merasa hidup kembali…”
"Itu berlebihan," kata Setora sambil mendengus.
Ini tidak akan cukup untuk membuat mereka kenyang, dan meskipun itu telah meredakan rasa haus mereka, tidak lama lagi rasa haus itu akan kembali, dan dia bisa mengerti bagaimana perasaan Kuzaku, karena Haruhiro juga merasa lega.
Dia merasa seperti dia bisa langsung tidur, tetapi dia berpikir, Itu bukan apa yang harus aku lakukan sekarang, dan mempertimbangkannya lagi.
“Aku akan berjaga malam. Kalian semua tidurlah.”
"... Sendirian, dan juga semalaman?" tanya Shihoru.
"Ya. Apakah itu membuatmu tidak tenang? Yah. Sepertinya aku akan melakukan itu, ya...?”
“B-Bukan itu yang kumaksud...”
"Kau juga perlu tidur," kata Setora dengan jengkel. "Kita bisa berganti shift untuk berjaga malam. Akan sangat merepotkan jika kau jatuh karena kelelahan besok.”
“Kamu seharusnya mengatakan sesuatu yang lebih baik dari itu …” kata Kuzaku
"Apakah kau ingin mengeluh tentang sesuatu?" Setora menanyakan itu sebagai tanggapan.
“Kau tidak perlu menjadi begitu menakutkan tentang setiap hal-hal kecil...”
"Pengecut. Kau terlalu mudah takut. ”
Pada akhirnya, mereka memutuskan bahwa mereka akan tidur dan berjaga bergiliran sampai fajar.
“Kalau begitu, aku akan mengambil shift pertama. Aku akan membangunkan Kuzaku pada saat aku merasa lelah."
"'Kay." Kata Kuzaku, lalu segera berbaring dan menguap. “...Ya. Aku merasa seperti aku bisa langsung tertidur…”
“Kalau aku sih tidak bisa…” kata Shihoru, jadi Haruhiro memilih untuk berjaga bersamanya.
Merry dan Setora juga berbaring. Kiichi meringkuk di sebelah Setora.
Tidak lama kemudian Kuzaku mendengkur ringan. Apakah Merry dan Setora sudah tidur? Atau hanya mencoba untuk bisa tidur?
Haruhiro melihat ke sekeliling area itu, tapi hutannya tertutupi oleh kegelapan yang begitu pekat sehingga dia merasa tercekik, dan sungguh mengejutkan betapa sedikitnya yang bisa dia lihat. Ada suara burung hantu atau sesuatu seperti itu yang terdengar olehnya.
Ada juga suara-suara yang terdengar seperti serangga.
"Keadaan ini agak menakutkan, ya...?" Shihoru mengatakan itu dengan suara pelan.
Anehnya Haruhiro tidak merasa takut, tapi, “Ya,” dia setuju dengannya. Shihoru meringkuk di dekat sisi kanan Haruhiro. Dia tidak bisa melihatnya, tapi dia bisa tahu kalau Shihoru sepertinya sedikit
gemetaran.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Haruhiro.
"...Ya."
Dia tidak terdengar baik-baik saja, tapi mungkin hanya itu satu-satunya jawaban yang bisa Shihoru berikan. Bahkan jika dia mengatakan dia tidak baik-baik saja, tidak ada yang bisa Haruhiro lakukan tentang itu. Akan sangat bagus jika ada beberapa tanda masa depan akan menjadi lebih cerah, tetapi masa depan itu sendiri segelap daerah di sekitar mereka.
“...Maaf,” kata Shihoru.
Itu pasti mengganggunya, pikir Haruhiro, tapi yang bisa dia lakukan hanyalah bertanya padanya, "Apa?" Dia membenci betapa tidak berdayanya dirinya sendiri dalam hal-hal seperti ini.
"Aku hanya... menghambat semua orang..."
"Tidak—" Haruhiro mulai berkata sesuatu, tapi bahkan jika dia mengatakan padanya bahwa dia tidak menghambat, Shihoru tidak akan bisa menerima jawaban seperti itu.
“Kalau saja...” Shihoru kesulitan mengeluarkan kata-kata selanjutnya. "...Aku bisa mengingat ... bagaimana cara untuk menggunakan sihir ... "
Haruhiro terus menggosok hidungnya, menyentuh bibirnya, menggaruk dahinya, dan akhirnya dia membuka mulutnya.
“Kamu seharusnya tidak perlu terburu-buru untuk melakukan itu.”
"...Ya kamu benar. Bahkan jika aku melakukan itu, kenyataan bahawa aku sudah melupakannya tidak bisa diubah....” Ada rengekan dalam suara Shihoru.
Sejujurnya, Haruhiro berpikir, Berbicara padaku tentang itu tidak akan membantu, tapi mungkin itu adalah tanggapan yang dingin kalau dia berpikir seperti itu. Shihoru adalah rekannya, bahkan jika dia telah melupakannya. Dia seharusnya tidak berpikir seperti itu.
Haruhiro ingin menghibur Shihoru kalau saja dia bisa. Tapi bagaimana caranya? Dia tidak bisa memikirkan apa pun, dan sejujurnya dia tidak percaya dia punya cara untuk melakukannya. Itu membuatnya kesal. Dia melakukan yang terbaik untuk menyembunyikan rasa kesalnya.
Shihoru memeluk lututnya, meraih rumput dengan tangan kirinya, lalu melepaskannya lagi. Shihoru juga ingin melakukan sesuatu, tapi dia tidak bisa melakukannya, dan itu pasti membuatnya frustasi. Saat itu terjadi sesuatu, mungkin tangan kiri Shihoru tidak sengaja menyentuh paha kanan Haruhiro.
“M-Maaf!” Shihoru menarik tangannya kembali, dan mungkin saja dia mencoba berdiri, tetapi dia
kehilangan keseimbangannya, dan akhirnya terjatuh ke tanah.
“Ugh...”
"S-Shihoru...?"
“A-aku tidak tahan lagi…” kata Shihoru dengan suara yang semakin kecil.
Dia menangis. Sepertinya dia mencoba untuk menahannya, tetapi gagal. Haruhiro mengetahuinya dengan jelas karena dia berada tepat di sebelahnya. Shihoru sedang terisak-isak.
Dia tidak bisa meninggalkannya sendirian, tetapi dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan untuknya. Haruhiro tersiksa karenanya.Akhirnya, di sampai pada kesimpulan untuk mengulurkan tangannya ke Shihoru. Ketika jari-jarinya menyentuh sesuatu lembut yang dia curigai kalau mungkin saja dia telah menyentuh tempat yang tidak boleh dia sentuh.
Tidak, bukan itu. Jika diperiksa lagi dengan teliti, ini adalah lengan Shihoru. Itu jelas bukan, katakanlah, payudaranya. Dia hampir yakin kalau ini adalah lengan kirinya. Tetapi bahkan jika itu hanyalah lengannya, dia mungkin kesal karena Haruhiro telah menyentuhnya begitu tiba-tiba. Haruhiro menyesalinya. Dia seharusnya tidak melakukannya, tapi itu sudah terlambat. Dia tidak bisa menarik lengannya sekarang.
Shihoru menegang sejenak, tapi dia tidak mencoba untuk menyingkirkan tangan Haruhiro. Terlalu dini untuk berasumsi tidak masalah jika dia melakukan ini.
Haruhiro melakukan yang terbaik untuk tidak memegangnya terlalu keras, dia memegang lengan Shihoru selembut yang dia bisa.
"Aku tidak berpikir masalah itu akan menjadi lebih buruk."
Tidak bisakah dia mengatakan sesuatu yang lebih baik dari itu? Haruhiro tidak bisa tidak putus asa karena kurangnya kemampuan dia dalam hal-hal seperti ini. Tapi meskipun begitu, Shihoru mengangguk. Dia pasti merasa kasihan padanya. Di sini, dia menangis, namun Haruhiro membuatnya merasa kasihan padanya. Dia merasa dirinya sangat mengerikan karena melakukan itu.
Apakah Haruhiro lebih baik dari ini sebelum dia kehilangan ingatannya? Dia berharap dari lubuk hatinya bahwa dia bisa menjadi sedikit lebih baik di masa depan.
Komentar
Posting Komentar