Butuh waktu 2 hari untuk bisa mencapai Walter's Gate. Dalam perjalanan ke sana, mereka melihat pasukan musuh sedang maju dengan berbaris rapih di Sea of Trees. Jumlahnya kisaran 1000, yang bercampur Orc dan Undead. Kebanyakan Orc itu memutihkan rambut mereka dan membawa satu pedang bermata satu dengan ujung bergerigi. Dilihat dari penampilan mereka, mungkin saja mereka adalah Orc yang pernah tinggal di Mt. Grief. Mereka juga mungkin sedang mencoba bergabung ke Pasukan Ekspedisi Selatan yang sedang mengepung Iron-Bloded Kingdom sekarang.
Walter's Gate terletak di bagian tengah lereng barat Pegunungan Kurogane. Mereka pun harus mendaki ke atas melalui tebing-tebing curam dan merunduk ke celah-celah di bebatuan yang tampaknya telah runtuh dan tertumpuk satu sama lain. Itsukushima dan Yume menemukan jejak kaki mahluk bukan berkaki empat dan merenungkannya dengan serius, tapi Thief seperti Haruhiro tidak tahu apa yang mereka pikirkan. Kemungkinan besar dia tidak bisa datang ke sini tanpa seseorang yang memandunya.
Pintu Masuk Walter's Gate tidak jauh berbeda dengan gua alami. Namun, Haruhiro dan Neal menemukan beberapa menara penjaga di sekitar pintu masuknya. Ada tonjolan batu kecil di sekelilingnya, dan wajah Dwarf mengintip di sana. Beberapa dari mereka memegang Senjata Api.
Salah satu Dwarf keluar dari tempat bebatuan itu. Dia memegang Senjata Api. Pedang Besar di punggungnya lebih ke sangat lebar ketimbang panjang. Dia memiliki wajah yang terkesan jahat, seolah-olah dipenuhi kebencian dan kemarahan yang luar biasa. Dia adalah Dwarf yang bertampang menakutkan.
Ranta tersentak dan mencoba meletakkan tangannya di gagang pedangnya, Haruhiro juga diam-diam terkejut, yang bisa dimengerti kenapa.
“Oh bung, kau membuatku kaget.”
Dia penasaran apakah suara batuk Kuzaku sangat keras. Haruhiro menyikut sisi kepala Kuzaku.
“Ah, maaf...”
“Dasar...”
Tatapan Setora pada Kuzaku sangat lah dingin.
“Wirich!”
Si Dwarf mengangkat tangan kanannya ketika Itsukushima memanggil namanya. Suara selanjutnya juga serak seperti perawakannya.
“Itsukushima. Senang kau kembali.”
“Kelihatannya kau telah melalui banyak hal.”
“Ya.”
Si Dwarf, yang tampaknya bernama Wirich, merespon singkat dan berjalan menjauh ke pintu masuk gua Walter's Gate. Kelihatannya dia menyuruh mereka mengikutinya.
Itsukushima membelai kepala Pochi.
“Tunggu lah di sini, oke?”
Pochi menatap Itsukushima dan berkedip seolah-olah tahu apa yang harus dia lakukan. Pochi menggosok-gosokkan tubuhnya sekali pada Yume, kemudian berlari menjauh dengan cepat.
“Sampai jumpa lagi nanti, ya, Pochi!!!”
Saat Yume memanggilnya, Pochi berhenti sejenak dan merespon dengan gonggongan kecil. Setelah itu, dia lanjut berlari tanpa menengok ke belakang.
Grup itu mengikuti Wirich. Setelah kisaran 15 meter atau lebih berjalan melalui gua, mereka tiba di depan Pintu Besi. Ada beberapa Dwarf di sana. Wirich memberikan gestur pada mereka untuk membuka gerbangnya. Tebal gerbang itu lebih dari 50 cm, dan para Dwarf kuat itu membukanya dengan seluruh kekuatan.
Di balik gerbang ada lantai batu datar. Dinding-dinding dan langit-langitnya telah dikikis dengan hati-hati dan diperkuat dengan baja. Ada juga sistem pencahayaan. Di sana ada lampu seperti lentera yang tertanam di dinding, tapi mereka tidak terlihat seperti dinyalakan oleh api. Bagaimana sistem kerjanya? Haruhiro penasaran, tapi dia tidak sedang mood menanyakan sesuatu. Si Pemandu, Wirich, sama sekali tidak berbicara selama perjalanan, jadi Haruhiro dan yang lainnya pun tetap berjalan tanpa mengucapkan apa pun.
“Hachuh...! Hachih...! Uhuk, uhuk...!”
Ranta sengaja bersin untuk memberitahukan rasa kepenasarannya, seolah-olah dia tidak tahan lagi dengan keheningan ini. Tapi tetap saja, Wirich tidak merespon.
“Hey, hey.”
Yume melompat ke depan dan berjalan bersama dengan Wirich. Ranta mencoba mengentikannya, tapi sudah terlambat.
“Apa kamu teman Master?”
“Siapa yang kau maksud?”
“Itsukushima dong. Terus Wirichin, apa kamu tuh temen Master?”
“Namanya Wirich, Yume.”
Meskipun Itsukushima mengoreksinya, tapi memang seperti itu lah Yume.
“Nyaa? Oh, ya juga. Wirich, ya. Maafkan Yume, ya? Dia tuh biasa salah nyebut sesuatu.”
“Aku bukan lah teman Itsukushima. Aku adalah teman dari temannya.”
“Ohh. Sungguh? Tapi, kau tahu, jika kamu adalah teman dari teman Master, maka artinya kamu itu temannya. Jika begitu jadinya, maka artinya Yume juga temanmu.”
“Aku tidak terlalu mengerti apa yang kau bicarakan, kalau begitu maka kita bisa berteman.”
“Aku mengerti. Yume kan murid Master, Master tuh sudah kayak ayah Yume, jadi gimana kalo Wirichin yang jadi Paman Yume?”
“Lakukan sesukamu...”
“Yey! Kalo gitu senang bertemu denganmu...!”
“Senang bertemu denganmu...”
“Oof.”
Yume mengepalkan tangannya dan mengarahkannya pada Wirich, dan Wirich pun membalasnya dengan memukul ringan lengan Yume.
“Keren...”
Merry berdeham.
Aku tahu. Aku pun berpikir gitu kok.
“Kekuatan komunikasimu yang misterius sungguh mengerikan, Yume-san.” Kata Kuzaku, yang memang benar.
Lorong itu terus berlanjut lurus, berbelok, membuka pintu besi dan melewatinya, dan menuruni tangga dan menaiki tangga. Tiba-tiba saja, Itsukushima mengajukan pertanyaan pada Wirich.
“Apa kau pernah pergi ke Sarang Hezrang?”
“Tidak.”
Wirich menjawabnya dengan cepat. Dia mengatakannya seolah-olah ingin muntah.
“Jangan kau berani-berani lagi menyebutkan nama itu. Nama itu sungguh kotor.”
“Jadi memang ada Sarang Hezrang, hah. Ternyata mereka itu nyata, ya.”
Ketika Itsukushima mengucapkan nama itu lagi, Wirich menghembuskan nafasnya dari hidung dengan kuat. Dia seperti mengatakan untuk jangan mengatakan apa-apa lagi.
Yume mendekat ke Itsukushima dan mencondongkan tubuhnya, kemudian bertanya dengan berbisik.
“Emangnya Hezram itu apa sih?”
“Aku hanya pernah mendengarnya sekilas. Yang pasti, para Dwarf tidak menyukai topik tersebut.”
Itsukushima menjawabnya lalu tersenyum.
“Dan juga, namanya bukan Hezram, tapi Hezrang.”
“Nuwoh? Jadi, apa sih Hezrang itu?”
“Akan kuberitahu nanti.” Jawab Itsukushima sambil tertawa paksa, kemudian percakapan pun berakhir.
Ketika mereka tiba di Gerbang Besi ke-4 dan membukanya, di dalamnya ada ruangan mirip gudang. Ada armor, helm, kapak, tombak, dan pedang disana, semuanya berwarna merah dan dihiasi dengan perak. Beberapa darinya disimpan di kotak kaca dan beberapa hanya dipajang, beberapa juga terlihat seperti mesin yang terbuat dari bagian-bagian yang rumit. Lampu-lampu interior yang menggantung di langit bersinar redup dan terlihat dibuat cukup rumit.
“Walter's Gate mengarah ke kediaman pribadi House of Bratswood yang bergensi.”
Itsukushima menjelaskan menggantikan Wirich si Pendiam.
“Menteri Kiri yang sekarang, Axelberd, berasal dari House of Bratswood. Dikatakan bahwa marga itu telah eksis selama 500 atau 600 tahun, sebelum para Dwarf menemukan Iron Kingdom.”
Wirich mendengus keras lagi, dan Itsukushima membalasnya dengan mengangkat bahunya dan tertawa. Ternyata, Wirich tidak menyukai House of Bratswood.
Wirich mengetuk-ngetuk Pintu yang ada di gudang itu, kemudian sekumpulan Dwarf berarmor merah membukanya dari seberang. Kediaman Pribadi House of Bratswood cukup luas, dan di sana ada Dwarf berarmor merah di mana-mana. Haruhiro menyadari setelah beberapa saat bahwa mereka semua juga memiliki jenggot berwarna merah. Rupanya mereka sengaja melakukan itu.
Ketika mereka akhirnya keluar dari kediaman tersebut, mereka melihat bahwa kedua sisi jalanan di sana dipenuhi oleh bengkel pandai besi. Karena itu, suasana di sana sangat panas dan berisik. Para Dwarf saling memukul-mukul dengan palu dan penjepit di tangan. Teriakan sangar mereka terdengar di sekitar. Dia penasaran apakah bau besi yang terbakar dan keringat yang menguap bercampur dengan bau minuman keras yang suka diminum oleh para Dwarf itu. Udara di sana dipenuhi dengan bau aneh yang belum pernah dia cium sebelumnya.
Wirich berhenti di salah satu bengkel. Dia melihat seorang Dwarf berambut oranye bergelombang dan berjanggut panjang memegang palu di bahunya. Dwarf umumnya jauh lebih pendek dari manusia. Tapi tubuh berotot para Dwarf itu menakjubkan untuk dilihat.
“Gotheld!”
Si Dwarf itu berhenti memalu ketika Itsukushima meninggikan suaranya. Mata Hijaunya, yang terlihat kalem, menatap Itsukushima.
“Itsukushima, ya.”
Si Dwarf, yang namanya mungkin Gotheld, meletakkan palunya dengan lembut di lantai lalu berjalan santai. Dia tidak setinggi Yume, namun Haruhiro merasa bahwa dia adalah Dwarf dengan kepercayaan tinggi. Mungkin Dwarf ini lebih keras kepala ketimbang yang lain. Dia berkeinginan kuat dan membuat Haruhiro merasa ada kesamaan antara dia dan Itsukushima.
Gotheld menggenggam tangan Itsukushima dengan tangannya yang terlihat sekeras metal.
“Aku senang kau berhasil kembali.”
Kemudian dia menatap Yume. Dia menatapnya seperti melihat anaknya dengan penuh kasih sayang.
“Jadi dia adalah muridmu tersayang, ya? Kau berhasil bertemu dengannya juga. Aku turut senang.”
“Yahh...”
Itsukushima tersenyum malu.
“Kembali ke topik, yang berhasil mengambil kembali Altana adalah Tentara Perbatasan baru, yang pada dasarnya merupakan Bala Bantuan dari Daratan Utama. Aku telah menerima surat niat dari Jenderal Tentara Perbatasan tersebut.”
“Kau masuk melalui Walter's Gate, ya.”
“Ya. Kita tak bisa masuk melalui the Great Iron Fist Gate.”
“Jadi apa kau akan bertemu dengan Yang Mulia?”
“Aku berniat untuk melakukannya.”
“Aku akan ikut denganmu. Tunggu sebentar.”
Gotheld berbalik ke bengkelnya. Dia memakai pakaian kerjanya, jadi mungkin dia mencoba untuk berganti.
“Jadi,” Kata Ranta, lalu melihat-lihat ke sekitar bengkel yang ada di sana. “apakah mereka sedang membuat Senjata Api?”
“Ya.” Itsukushima mengangguk. “Temanku Gotheld adalah Pandai Senjata Api terbaik di Iron Kingdom. Ide untuk membuat Senjata Api itu sendiri telah ada sejak dulu sekali, tapi Gotheld lah yang membuatnya jadi hal yang praktis. Berkat hal tersebut, mereka memanggilnya Father of Guns.”
Segera setelah Gotheld kembali dengan berpakaian rapi, Wirich pergi menjauh seolah-olah dia sudah tak ada hubungannya dengan ini semua lagi. Delegasi dan Gotheld pun pergi ke Iron Palace*.
(Istana Besi)
Dalam perjalanan, Itsukushima menyakan Gotheld tentang Hezrang.
“Wirich sama sekali tidak mau mendengarkanku, tapi bisakah kau menceritakan padaku tentang Hezrang?”
“Kenapa kau mau tahu itu...?”
Gotheld mengerutkan kening. Apakah topik tersebut benar-benar dibenci?
“Ada sesuatu yang menggangguku.” Kata Itsukushima dengan ekspresi serius. “Di antara musuh, ada keberadaan tidak dikenal.”
“Dan kau berpikir itu adalah Hezrang?”
“Aku pun tidak tahu. Yang kutahu hanya lah informasi kalau ada orang-orang di Iron Kingdom yang dikatakan memiliki darah Orc di dalamnya, dan mereka disuruh bekerja keras untuk menggali tanah dan menambang bijih.”
“Apa-apaan itu...?” Wajah Ranta berubah warna. “Manusia, Elf, Dwarf, dan Orc bisa memiliki anak. Kebanyakan Orc memanggil campuran Manusia, Elf, dan Orc ‘Gumow’, dan mereka tidak memperlakukannya dengan baik. Apakah Dwarf pun begitu?”
“Oi...”
Itsukushima mencoba mendiamkan Ranta.
“Tidak apa-apa.”
Tapi Gotheld menghentikannya, berbalik pada Ranta dan mengangguk.
“Kau benar. Untuk waktu yang lama, kami telah menahan Hezrang di sarang dalam distrik pertambangan dan memperlakukan mereka seperti Budak. Hezrang tidak dianggap sebagai Dwarf. Mereka diberikan sedikit makanan dan minuman lalu membuat mereka bekerja keras sampai mati. Tidak tepat jika disebut mereka diperlakukan seperti budak, karena mereka memang budak. Jika kau pergi ke ujung terowong paling berbahaya di sini, kau tidak akan menemukan apa-apa selain Hezrang yang sudah mati atau pun hidup. Setiap Dwarf kecuali anak-anak tahu ini. Tapi kita tidak membicarakan Hezrang. Karena kita semua mengetahuinya, kalau Hezrang adalah aib Dwarf.”
“Aib...? Jadi itu memalukan, ya.”
Ranta menggertakkan gigi belakangnya dan menatap Gotheld.
“Kau lah yang harus malu pada dirimu sendiri. Jika kau sadar apa yang kau lakukan itu salah, maka biarkan mereka pergi dan hidup dengan layak. Kau harusnya malu akan hal itu.”
“Ranta-kun... jangan terlalu terbawa suasana.” Kata Kuzaku dengan hati-hati.
Ranta membalasnya tanpa jeda.
“Diam lah, idiot! Aku marah karena kesal! Apa yang salah dengan itu!?”
“Hezrang...”
Haruhiro menyilangkan tangannya. Bayangan tentang pria itu, Wabo, terlintas di pikirannya.
“Apakah mereka berkulit kuning tua dan memiliki tubuh bagian atas yang besar...?”
Mata Gotheld melebar.
“Aku dengar bahwa beberapa Hezrang mencoba melarikan diri. Jika kita menangkap mereka, maka pasti mereka akan di eksekusi mati. Aku tidak tahu apakah ada Hezrang yang berhasil kabur. Aku tidak mengerti. Sejujurnya... aku bahkan tidak pernah mencoba mencari tahunya.”
“Kupikir tidak akan mengejutkan jika memang ada.” Kata Setora datar seperti biasa. “Sekarang kita bisa mengerti gambaran kasarnya. Hezrang ditindas para Dwarf dan dipaksa melakukan kerja paksa. Beberapa dari mereka berhasil kabur dan bekerja sama dengan Pasukan Ekspedisi Selatan sekarang.”
Mungkin para Hezrang itu menggunakan terowongan Gnore untuk kabur dari Iron Kingdom. Jika memang begitu, maka terowongan Gnore tersebut bisa juga digunakan sebagai pintu masuk ke Iron Kingdom.
“Heh, jadi ini kan yang disebut ganjaran setimpal?” kata Ranta dengan kesal, tapi kemudian dia menggelengkan kepala dan menghela nafas. “Jika kita tidak ada disini, maka pasti kalian akan mendapatkan hal yang pantas didapatkan.”
“Ugh.”
Ranta berhasil menyudutkan Gotheld.
Kelompok itu akhirnya memasuki jalanan utama dengan langit-langit setinggi 10 meter dan lereng ke bawah dengan lebar beberapa puluh meter. Kios-kios berjejeran di jalanan, dan pemandangan para Dwarf yang datang dan pergi memenuh bidang pandang. Dia melihat beberapa manusia wanita kecil di sana-sini. Setidaknya begitu lah yang dia pikirkan, tapi mereka bukan lah manusia. Mereka semua adalah Dwarf Wanita, kata Gotheld, dan Kuzaku pun langsung sangat terkejut.
“Ehh, apakah semua Dwarf Wanita adalah seorang gadis kecil?”
Haruhiro juga terkejut, tapi dia tidak merasa memilki rasa kesopanan serendah Kuzaku.
“Akan aneh kalau semua Dwarf Wanita adalah gadis kecil, kan? Dan juga kau cukup kasar...”
“Oh. Benar juga, ya. Kau benar. Aku hanya terlalu terkejut. Maksudku, mereka sangat jauh berbeda dari Dwarf Pria.”
“Apa kau berpikir Dwarf Wanita menumbuhkan janggut?” kata Ranta dengan nada mengejek.
“Hah? Aku bahkan gak pernah berpikir kemungkinan itu. Aku selalu punya bayangan kalau Dwarf itu berambut dan berjanggut, seperti barel alkohol.”
Gotheld tertawa.
“Jika tentang Dwarf Pria, penjelasanmu tidak jauh berbeda dari kenyataannya.”
Pintu Raksasa berwarna hitam di ujung jalan utama sepertinya merupakan Pintu Masuk ke Iron Palace. Nama gerbang tersebut adalah the Great Iron Mass King Gate. Para Dwarf berjanggut hitam berbaris di depan gerbang dan di atas plattform terbuka. Armor dan perisai mereka juga berwarna hitam Setiap Dwarf berjanggut tersebut membawa kapak dan tombak.
“Mereka dari faksi Kepala Penjaga.” Kata Itsukushima. “Mereka menghormati tradisi Dwarf. Seperti yang kau lihat, para elit faksi Kepala Penjaga yang menjaga Iron Palace itu bahkan masih tidak mau memegang Senjata Api. Aku tidak berpikir Gotheld tertarik dengan itu. Dia sangat benci orang asing dari lubuh hatinya. Aku juga tidak berpikir dia akan melakukan sesuatu yang terbuka, tapi hanya untuk berjaga-jaga, berhati-hati lah.”
Ketika Gottheld meminta untuk membukakan Gerbang, para Dwarf berjanggut hitam itu membuka nya dengan diam. Tidak ada satu pun ucapan salam, atau pun lirikan mata, tapi kelihatannya Gottheld tidak peduli. Haruhiro menduga bahwa mungkin saja itu sudah biasa.
Karena disebut Iron Palace, interior-interiornya dilapisi oleh pelat baja di lantai, dinding, dan langit-langitnya. Setiap inci dari tempat tersebut seperti cermin saja.
“Whoooa.” Yume melihat ke bawah lalu mengatakan, “Jika kamu memakai pakaian seperti ini, maka kamu bisa melihat pantulan celanamu.”
“Kelihatannya begitu...” Merry dengan cepat meletakkan tangan di sekitar selangkangan.
“Oh...?”
Saat Kuzaku mencoba melihat ke bawah lantai Merry berdiri, Haruhiro memukul sisi kepalanya.
“Apa yang coba kau lakukan...?”
“Aduh, maaf, maaf, kelepasan tadi.”
“Aku sih gak keberatan.” Setora tampak tidak peduli.
“Kalo gitu aku bisa melihatnya, kan?” tanya Kuzaku.
Setora tersenyum tipis.
“Jika kau ingin melihatnya, ya lihat saja. Itu tidak akan mengubah pandanganku padamu. Palingan cuma akan membuatku tidak nyaman.”
Si Scout Neal, yang sedang melihat ke bawah kaki Setora, langsung melihat ke depan lagi. Jika kau membuat Setora tidak nyaman, kau tidak akan pernah tahu hukuman macam apa yang akan menunggumu nantinya. Kelihatannya seseorang yang sudah siap untuk itu bebas melihatnya semau nya.
Setelah beberapa saat berjalan turun di koridor berpelat baja, ada para Dwarf berjanggut hitam datang dari sisi lain. Pria yang memimpin memiliki tinggi dari Dwarf normal. Dia mungkin tidak setinggi Kuzaku, tapi dia lebih tinggi dari Haruhiro.
Gotheld, yang memimpin di depan, berhenti.
“Ini adalah Kapten Penjaga Roen.”
Si Dwarf tinggi dan perkasa yang dipanggil ‘Kepala Penjaga Roen’ tidak membuka mulutnya sampai dia berhenti tepat di depan Gottheld.
“Pandai Senjata Api-dono. Apa yang membawamu ke Iron Palace?”
“Itsukushima telah kembali dengan selamat dari Altana.”
Gottheld berbicara padanya sambil mendongak. Kau bisa melihat perbedaan ukuran mereka dengan cepat pada jarak sedekat itu, tapi jika saja dia berdiri sedikit jauh, maka Gottheld tak perlu mendongak ke atas. Dengan kata lain, Roen sengaja membuat Gottheld melihat ke atasnya. Dia pria yang jijik.
“Aku kesini untuk melihat Yang Mulia. Aku akan senang jika kamu mengantar kami ke sana.”
“Kau memintaku jadi pemandu, kah.”
“Itu lah yang kukatakan.”
“Kau ingin aku mengantar sekumpulan orang asing ke audiensi dengan Yang Mulia?”
“Kelihatannya kita tak disambut dengan baik...”
Ranta mendecakkan lidahnya. Haruhiro menekan sisi kepala Neal dengan ringan.
“Beritahukan dia kepentingan kita.”
Neal mengerutkan kening, tapi tetap dia lakukan dengan enggan.
“Uh, aku, bukan, saya itu, eh, ya itu dia. Penguasa Altana, uh, dan Jenderal Tentara Perbatasan, Jin Mogis, uh, mengirim kami. Yah, apa ya, jadi saya adalah Neal, utusan Tentara Perbatasan.”
“Tentara Perbatasan?”
Segera Setelah si Kepala Penjaga Roen melepaskan pakaiannya, Neal mundur setengah langkah.
“Y-Ya, Tentara Perbatasan.”
“Maksudmu kau adalah utusan Margrave Garlan Vedoy? Siapa itu Jin Mogis?”
“Tidak, Margrave Perbatasan sudah mati, bukan itu, dia meninggal, tapi Pasukan Ekspedisi kami yang dikirim dari Daratan Utama Kerajaan Arabakia berhasil mendapatkan kembali Altana. Jenderal Jin Mogis lah yang memimpin Pasukan Ekspedisi. Jenderal Jin Mogis juga lah yang sekarang jadi Margrave baru Altana.”
Neal membusungkan dadanya seolah berkata, aku berhasil. Atau mungkin dia memaksakan dirinya untuk melakukan itu dalam upaya bertahan dari aura mengerikan Roen.
“Jadi kau membawa utusan ini jauh-jauh ke sini, Itsukushima-dono.”
Roen menatap Itsukushima dan mulai tertawa.
“Kerja bagus. Aku tidak tahu tentang Pasukan Ekspedisi atau Tentara Perbatasan apa lah, tapi aku ragu apakah akan baik-baik saja untuk membawa utusan manusia yang bahkan tidak bisa mengatur hal-hal dengan baik.”
Itsukushima melihat ke langit-langit dan terlihat kelelahan. Kelihatannya dia sedang bertanya-tanya sudah keberapa kalinya dia dicemooh oleh Kepala Penjaga Roen, sampai pada tingkatan sudah tidak terkejut lagi.
Ranta melihat ke arah Haruhiro dan menggerakan mulutnya seperti mengucapkan kalimat.
(Apa kita akan melakukannya?)
Kelihatannya dia mencoba mengatakan itu tanpa banyak suara.
(Bodoh)
Haruhiro juga membalas hanya dengan gerakan mulut.
“Aku mengerti.”
Gottheld mengangkat bahunya.
“Aku akan merasa tidak enak jika terus merepotkan Kepala Penjaga Roen. Kalau begitu aku akan meminta Menteri Kiri saja.”
Mata Roen berubah warna. Sepertinya dia adalah orang yang cenderung gampang emosi.
“Penjagaku lah yang melindungi Iron Palace dan Yang Mulia di Iron Kingdom. Apa kau berniat untuk mengabaikan Roen ini yang merupakan Kepala Penjaga!?”
Ketika Dwarf ini marah, itu sungguh mengerikan. Dia sudah menggenggam gagang pedang besar yang dia bawa di punggung dan ada perasaan bahwa dia tidak akan takut untuk menariknya. Mungkin saja itu hanya akting, tapi mungkin juga tidak. Yang mana yang bener? Sejujurnya, Haruhiro sama sekali tidak tahu.
Sebelum dia mengetahuinya, Neal bersembunyi di balik Haruhiro dan yang lain.
Kau pasti bercanda denganku.
Dia ingin sekali mengejeknya, tapi sekarang bukan lah waktu untuk mengutuk utusan tak berguna. Dia ingin konflik ini berakhir entah bagaimana caranya. Tapi emangnya gimana dia bisa lakukan itu?
“Kumohon hentikan itu.” suara Merry sangat lah dingin sampai-sampai membuat gendang telinganya hampir beku.
“Kerajaanmu sedang diserang oleh musuh, kan? Apakah ini adalah waktunya untuk ribut soal masalah internal? Kamu benar-benar perlu menghentikan ini.”
Haruhiro lupa, bahwa Merry tidak hanya ramah, tulus, cantik, dan baik hati daripada siapa pun. Ketika marah, dia bisa jadi sangat menakutkan. Jika memang ingin, dia bisa mengatakan apa yang dia mau.
Janggut Hitam Roen bergetar. Sepertinya dia bingung apa yang harus dia lakukan pada wanita manusia yang sombong ini.
“Nyaa!”
Tiba-tiba Yume berteriak, dan Ranta membalas.
“Kucing...?”
“Myo? Nufufuh.”
Yume memiringkan kepalanya, membuat beberapa suara yang lebih aneh, kemudian berjalan ke Roen dan menampar pelindung hitam di dadanya.
“Kalian itu lagi buru-buru, kan? Salah satu dari musuh tuh ada Hetspang, tahu. Musuh-musuh lagi coba masuk ke terowongan Nok dan mungkin aja bakal nyerang masuk ke Ibon Bloker Kingdom.”
“Kau banyak salah sebut, tapi terserah...” Setora menghela nafas. “Ada Hezrang di Iron Kingdom, kan? Kelihatannya mereka berbalik ke musuh. Menggunakan terowongan Gnore, pasukan musuh dengan Senjata Api yang diambil dari kalian mungkin akan menyerang kita. Informasi semacam itu lah yang coba kami sampaikan pada Raja Iron Kingdom. Kupikir itu adalah masalah yang gawat.”
“Hezrang katamu... dan juga terowongan Gnore...”
Roen bergidik seperti hewan buas. Dwarf ini memiliki sifat arogan dan pasti sangat percaya diri dengan kekuatannya. Ternyata dia juga cerdas. Dalam sekejap, dia sudah mengalah dan bahkan tersenyum ringan.
“Kau benar, kedengarannya itu sangat gawat. Utusan dari Tentara Perbatasan, dan tuan dan nyonya-nyonya sekalian. Kepala Penjaga Roen ini akan bertanggung jawab untuk mengantar kalian ke Yang Mulia Iron Kingdom. Ikuti aku.”
Setelah dia setuju, si Kepala Penjaga berjanggut hitam mulai berjalan cepat. Hanya butuh waktu 5 menit baginya untuk mengirim anak buahnya menghubungi yang lain dan meminta Delegasi menunggu di ruang terpisah. Roen secara pribadi memimpin kelompok itu menyusuri koridor baja dan menuju lift yang sederhana namun megah.
“Lift ini, yang mengarah ke aula audiensi, ditenagai oleh mesin uap yang ditemukan oleh penemu hebat Dreg untuk Raja Iron saat itu.”
Bahkan pada saat tidak ada yang bertanya, dia menjelaskannya pada mereka dengan santai. Dia terlihat seperti orang yang berbeda dari sebelumnya. Itu agak menakutkan.
“Raja-raja dari Iron-Bloded Kingdom Dwarf adalah pria yang bijaksana dan berani, tapi Raja Iron Kingdom saat ini merupakan sosok yang langka dan bijaksana. Kuyakin dia akan mendengarkan kata-kata utusanmu. Namun, sebagai pengikutnya, aku memintamu untuk tidak terlalu memanjakan kemurahan hati tuanku. Biasanya, hanya mereka yang menjanjikan kesetiaan terdalam mereka pada Yang Mulia diizinkan masuk ke Aula Audiensi.”
Kelihatannya dia hanya mencoba menenangkan sekaligus menakuti mereka dari perkataannya barusan.
Akhirnya lift pun berhenti. Ketika keluar dari sana, dia menemukan dirinya sedang ada di aula yang luas. Ruangan ini sepertinya tidak lebih dari ruangan depan. Para Dwarf Penjaga sedang menjaga Gerbang Besi di sana. Gerbangnya tidak bisa dibilang besar mengingat ukuran aulanya sendiri, dan bahkan tidak ada hiasan apa pun.serta terasa kasar ketika disentuh.
Roen mengangguk dan memberi sinyal, para Dwarf berjanggut hitam membuka gerbangnya. Gerbang tersebut merupakan pintu geser ganda, dan terbuka lancar.
Aula audiensi itu berada di bawah plattform yang berada di atas dan tertutupi oleh tirai.
Di Aula Audiensi, tidak hanya ada para Dwarf Penjaga berjanggut hitam yang sedang berbaris rapi, tapi di sana juga ada Dwarf berjanggut merah dan berarmor merah serta 2 Elf. Salah satu dari mereka merupakan seorang pria yang terlihat setengah baya, tapi karena dia adalah seorang Elf, Haruhiro tidak bisa menebak usia dia sebenarnya. Sedangkan gender Elf yang satu lagi bahkan tidak diketahui. Si Elf yang gendernya tidak diketahui sungguh cantik seperti semua hal darinya sudah ditata dengan baik oleh sang pencipta, tapi dia terlihat seperti orang mati.
“Kepala Elf, Harmerial Fearnault, dan kepala House of the Seven Swords Merkurian, pemilik Merkurian, El Talich.” Kata Itsukushima memberitahu mereka.
Mungkin Elf yang terlihat setengah baya merupakan si Merkurian atau apa lah, sedangkan Elf yang gendernya tidak diketahui adalah Kepala Elf.
“Axelberd-dono.”
Gottheld menunduk pada salah satu Dwarf berjanggut hitam.
“Ini adalah Axelberd, sang Menteri Kiri.” Kata Itsukushima, kemudian menatap ke Kepala Penjaga dan menambahkan. “Dia adalah pesaing Kepala Penjaga.”
Roen maju ke depan platform dan berlutut. Gottheld dan Itsukushima mengikuti. Sang Menteri Kiri, Axelberd, dan si Elf paruh baya juga mengambil tindakan yang sama. Kepala Elf membalikkan tubuhnya ke Platform, wajahnya sedikit tertunduk, sedangkan para Dwarf yang berjaga tidak bergerak sedikit pun.
Neal menelan ludah dan langsung jatuh berlutut. Haruhiro menagangguk pada Ranta dan yang lain lalu ikut berlutut juga.
Suasananya sungguh hening, tanpa ada suara sedikit pun.
“Itsukushima, kerja bagus kau berhasil kembali.”
Ada suara Wanita datang dari balik tirai.
“Ohh.”
Seseorang berseru. Gottheld, kah? Tapi seingatnya suara dia lebih rendah dari itu. Roen, Axelberd, dan yang lainnya tampak menundukkan kepalanya lebih rendah.
“Ada apa...?”
Kuzaku lah yang berseru tadi.
“Jangan-jangan, kau adalah Ratu...?”
“Kasarnya...” kata Roen terdengar kesal.
“Dasar bodoh!” Ranta mendecakkan lidahnya. “Mungkin suaranya saja yang terdengar begitu.”
“Ah, aku mengerti.”
Kuzaku tertawa. Itsukushima menghela nafas.
“Dasar...”
“Ini lah sebabnya ras manusia sungguh...”
Roen terlihat sangat kesal. Haruhiro penasaran bagaimana caranya untuk mendiamkan Kuzaku hanya untuk sementara, kelakuannya sudah terlalu kelewatan. Dia tidak tahu seberapa hebatnya Raja Iron, tapi yang pasti dia bukan lah Raja yang Haruhiro dan yang lain berikan kesetiaan, jadi mereka harusnya berhati-hati.
“Aku mengerti.”
Tapi momen ketika si pemilik suara terdengar mulai berdiri dari balik tirai, entah karena apa, Haruhiro menjadi sedikit gugup.
“Eh, Yang Mulia—”
Kepala Penjaga sekarang jadi terlihat bahkan semakin marah. Dengan kata lain, Raja Iron jarang menunjukkan dirinya. Mungkin dia juga bahkan tidak terlalu sering berbicara dengan suaranya sendiri. Ranta mengatakan bahwa suaranya mungkin hanya terdengar seperti wanita. Ketika tirai terbuka, di atas plattform ada singgasana baja dengan wanita berdiri didepannya. Di arah diagonal belakang tahta ada wanita lain berambut hitam sedang berdiri. Atau mungkin saja dia adalah sosok yang berbicara menggantikan Raja atas nama Raja itu sendiri.
Jadi itu lah rajanya.
Raja Dwarf.
Raja Iron Kingdom.
Mereka mengatakan bahwa nama merepresentasikan orangnya sendiri.
Bagian mananya yang mirip?
Kepala Elf mempunyai kecantikan yang serasa tidak nyata, tapi Ratu Dwarf berada pada level yang berbeda. Kulitnya begitu putih dan terlihat transparan sampai-sampai kata ‘transparan’ itu ada untuk ditujukan padanya. Rambut peraknya yang berkilauan seperti sebuah karya seni itu sendiri, dan mata birunya seperti permata unik yang tidak dapat ditandingi oleh siapa pun. Dia pernah melihat Dwarf di luar Iron Palace. Ada juga pendampingnya di sini. Dia juga terlihat sangat jauh berbeda dari Dwarf Wanita pada umumnya, dia kurus dan ramping, tapi masih tidak bisa dibandingkan dengan sang Ratu. Haruhiro tidak berpikir kalau wanita seperti sang Ratu ada di dunia ini. Mungkin juga tidak ada orang lain secantik dirinya. Bentuk tubuhnya, struktur wajar, dan yang lainnya terlalu istimewa. Apakah dia benar-benar Ratu? Akan lebih cocok untuk menyebutnya dewi. Dia adalah seorang Dewi, kan?
Aku terkesan. Jika harus mengatakannya dengan kasar, ini seperti, wow, aku melihat sesuatu yang bagus. Kejadian ini seperti tidak akan terjadi lagi seumur hidup, kan? Ini kejadian tidak umum, kan? Itu lah sebetapa menakjubkannya sang Ratu Dwarf. Jika sang Ratu memintaku untuk berjanji setia padanya dan memberikan tubuh dan jiwaku padanya, apakah aku dapat menolak? Aku ragu akan menolak. Kuyakin kalau Ranta dan Kuzaku akan menerimanya dengan senang hati.
“Aku tidak hanya ingin mendengarnya langsung dari kalian, tapi aku juga ingin meminta pendapat kalian. Aku akan mengadakan pertemuan. Secepatnya.”
Raja Iron Kingdom menyipitkan matanya sedikit. Itu adalah satu-satunya cara untuk menyampaikan bahwa dia sangat prihatin dengan masa depan, dan bahwa dia peduli pada Haruhiro dan yang lain yang lelah karena perjalanan panjang.
“Gottheld. Itsukushima. Apakah kalian dan sisa dari delegasi Tentara Perbatasan lainnya bersedia hadir?”
Haruhiro hendak mengatakan dia dengan senang hati akan menerimanya, tapi langsung dia urungkan, dan menunduk lebih rendah.
“Ya...”
Haruhiro menjawab seperti Kuzaku. Akan lebih baik jika dia mengatakan ‘Baik’.

Komentar
Posting Komentar